Minggu, 12 Januari 2014

Dataran Tinggi Dieng, Gunung tempat bersemayamnya dewa-dewi ( Sansekerta )



Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah. ( Wikipedia )
Dieng merupakan dataran tertinggi kedua yang di huni manusia setelah tibet. Luas kawasan dataran tinggi dieng 1027.21 KM dengan jumlah penduduk 1.562.004 jiwa. Hasil utama dieng merupakan kentang tapi tidak semua penduduk dieng bertani ada juga yang bekerja di kantor pemerintahan dan membuat usaha yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan, karena dieng merupakan daerah wisata yang cukup memukau.
Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bisma Lukar yang merupakan hulu dari kali Tulis dgn sumber air dati kaki Gunung Perahu. Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal pertanian.
* How To Get There *
  1. Jalur Wonosobo
    Merupakan jalur favorit untuk menuju ke Dieng. Jika dibandingkan dengan jalur dari banjarnegara, jalur dari wonosobo relatif lebih pendek dan mudah untuk dijangkau serta jalan yang tidak terlalu berkelok. Dengan kondisi alam yang sedemikian rupa, satu-satunya jenis angkutan untuk menuju Wonosobo hanyalah angkutan darat. Dahulu pernah ada kereta api jurusan Purwokerto, sekarang hanya tinggal rel-nya. Meskipun demikian, transportasi ke dan dari Wonosobo relatif ramai. Transporatsi dari luar kota dapat anda pilih, bis atau jenis travel.
  2. Dari Semarang (Ibu kota Provinsi)
    Di terminal antar kota Terboyo banyak terdapat bis yang melayani trayek Semarang - Purwokerto melalui Wonosobo.
    Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Rutenya adalah :
    (Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa) - (Secang-Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)
  3. Dari Surakarta (Solo)
    Walaupun tidak banyak bis langsung dari Solo ke Wonosobo namun ada beberapa perusahaan bis yang melayani trayek ini. Anda dapat mendapatkan bis tersebut di terminal Tirtonadi jurusan Solo-Purwokerto via Wonosobo. Jaraknya sekitar 180 km waktu tempuhnya kita-kira 6 jam. Jalurnya adalah :
    (Solo-Kartasura) - (Boyolali-Ampel) - (Salatiga-Bawen- Ambarawa) - (Secang-Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)
  4. Dari Magelang
    Jalur dari Magelang ini merupapakan jalur ke Wonosobo yang ramai. Kira-kira sepuluh menit sekali ada bis yang datang dan pergi. Bis terakhir kira-kira jam 19.00 berangkat dari terminal antar kota Magelang.  Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh kira-kira 2 jam. Jalurnya adalah :
    (Magelang-Secang) - (Temanggung-Parakan) - (Kertek-Wonosobo)
  5. Disamping itu, ada rute alternatif ke Wonosobo dari Magelang ini, terutama untuk mempersingkat jalan dari Borobudur-Wonosobo. Ada trayek micro bis langsung dari Magelang ke Wonosobo namun tidak sampai di kota Wonosobo, melainkan hanya sampai di Sapuran, salah satu Kecamatan di Wonosobo. Dari Sapuran ke Wonosobo jaraknya 18 km dan banyak sekali angkutan yang siap melayani anda. Jalur Borobudur-Wonosobo ini sering dijadikan alternatif travel Borobudur - Wonosobo.
  6. Dari Yogyakarta
    Tidak ada trayek langsung dari Yogyakarta ke Wonosobo. Namun karena jalur Yogyakarta - Magelang - Semarang sangat ramai, dengan sendirinya dari Yogyakarta ke Wonosobo menjadi sangat mudah. Dari terminal Umbulharjo, atau dari terminal Jombor, naik bis jurusan Magelang dan turun di terminal antar kota Magelang, baru ke Wonosobo.
    Total jarak sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Jalurnya adalah :
    (Yogyakarta-Sleman-Tempel) - (Secang-Magelang) - (Temanggung-Parakan) (Kertek-Wonosobo)
    Selanjutnya ikuti jalur dari Magelang.
    Dari Yogyakarta ke Wonosobo, disamping lewat Magelang,
    anda juga dapat lewat jalur Purworejo. Dari Terminal Umbulharjo atau Nggamping,
    naik bis jurusan Purworejo dan baru melanjutkan ke Wonosobo.
    Total jarak sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Rutenya adalah :
    (Yogyakarta-Sentolo-Wates) - (Purworejo). Selanjutnya ikuti jalur dari Purworejo
  7. Dari Purwokerto
    Merupakan jalur yang ramai. Ada banyak bis yang melayani trayek ini. Untuk jalur ini, kira-kira setiap sepuluh menit ada bis yang datang dan pergi. Ada bis yang hanya melayani trayek Purwokerto-Wonosobo dan ada trayek Purwokerto-Semarang lewat Wonosobo.Anda bisa mendapatkan bis jurusan Wonosobo di terminal utama Purwokerto. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh sekitar 3 jam. Jalurnya sebagai berikut: (Purwokerto-Sokaraja) - (Purbalingga-Bukateja) - (Klampok-Banjarnegara) - (Selomerto-Wonosobo)
  8. Dari Jabodetabek
    Trayek Jabotabek Wonosobo dilayani oleh banyak armada yang terdiri dari berbagai perusahaan oto bis. Anda bisa mendapatkan bis tersebut di terminal:  Pulo Gadung, Kp Rambutan, Bekasi, Lebak Bulus, Cimone, Merak dan Bogor. Dengan jarak 520 km, dari sekitar wilayah Jakarta,  bis biasanya berangkat sekitar pukul 17 wib dan sampai di Wonosobo menjelang fajar
* Where To Stay *
  1. Homestay Batu kelir - 08522750106 / 085227676444
  2. Homestay Siti Hinggil - 08132700912/081227919080
  3. Homestay Arjuna 1&2 - 08139239091 / 0286-3342038
  4. Homestay Nusa Indah - 081226918123
  5. Homestay Krisna - 085292168201
  6. Homestay Pondok wisata lestari -085228272404 / 0286-3342026
  7. Homestay Dieng Pass - 085291250250 / 085743461555
  8. Homestay Flamboyan - 081327605040 / 081227552998
  9. Homestay Dwarawati - 085227393190
  10. Penginapan Bu Jono - 085310791967 / 085227389949
  11.  Penginapan Asri - 0286-3342034 / 085227444337
* Sight – Seeing *
  1. Telaga Merdada dahulu merupakan kepundan (kawah gunung berapi yang kemudian terisi air hujan) air dari telaga itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan penduuduk Desa Karang Tengah
  2. Telaga Sewiwi ini bukan merupakan bekas kawah melainkan pemunculan air tanah dari bukit bukit sekitarnya ditambah air hujan, sehingga terjadilah telaga. Sekarang telaga ini berkurang airnya.
  3. Telaga Warna dan Telaga Pengilon
    Kedua telaga ini dulu merupakan satu telaga saja, karena terbendungnya Sungai Tulis oleh lava, maka telaga tersebut terpisahkan menjadi dua sampai sekarang.Telaga ini juga telaga yang paling ramai dikunjungi karena letaknya yang strategis.
  4. Telaga Dringo
    Nama Dringo didapat dari tumbuhnya dringo di sekeliling telaga tanpa ditanam orang. Telaga itu juga merupakan bekas kawah yang meletus pada tahun 1786.Terletak di desa Pekasiran, dan langsung berbatasan dengan desa wonopriyo kecamatan Blado kabupaten Batang, sejalur dengan kawah candradimuka.
  5. Telaga Cebong
    Telaga ini merupakan cekungan dikelilingi oleh perbukitan. Air tanah bukit bukit itumengisi cekungan tersebut. Air telaga digunakan untuk keperluan sehari hari oleh penduduk Sembungan.
  6. Telaga Menjer
    Merupakan telaga alam terluas di Kabupaten Wonosobo. Berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut, dengan luas 70 Ha dan kedalaman 45 meter. Telaga Menjer terletak didesa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 12 km sebelah utara kota Wonosobo.
  7. Kawah Sibanteng
    Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik dua pada bulan Januari 2009, menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu. Sebelumnya Kawah Sibanteng meletus pada bulan Juli 2003.
  8. Kawah Sikidang
    Kawah Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Karena seringnya berpindah-pindah seperti rusa/ kidang, maka orang2 sekitar menyebutnya kawah sikidang (anak Kijang) .
  9. Kawah Pagerkandang
    Bila dilihat morfologinya dapat disimpulkan sebagai bekas kawah gunung berapi yang berbentuk kerucut. Tubuh gunung telah runtuh akibat letusan dan punggung di sebelah utara sampai barat laut menjadi terbuka dan keluarlah bahan letusan.
  10. Kawah Sileri
    Kawah Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (catatan yang ada 1944, 1964, 1984, dan Juli 2003). Pada aktivitas freatik terakhir (26 September 2009) muncul tiga katup kawah yang baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter. Juga merupakan cekungan yang terisi oleh bahan, letusan dari Pagerkandang (tahun 1944). Dari morfologinya terlihat bahwa kawah ini merupakan lubang peletusan pindahan dari Kawah Pagerkandang. Kawah Sileri merupakan kawah terluas. Air kawahnya bergolak, mendidih persis seperti bekas cucian beras yang dalam bahasa Jawa disebut Leri, sehingga dinamakan Sileri
  11. Kawah Sinila
    Kawah Sinila terletak di Pekasiran. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun kemudian terperangkap gas yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.
  12. Kawah Candradimuka
    Kawah ini bukan merupakan kawah gunung berapi, melainkan pemunculan solfatar dari rekahan tanah. Terdapat dua lubang pengeluaran solfatar yang masih aktif, salah satunya mengeluarkan solfatar terus menerus sedangkan yang lain secara berkala. Tempat ini dipakai untuk Upacara Ritual Ruwatan 1 Suro. Terletak di desa Pekasiran Batur Banjarnegara.
  13. Museum Dieng Kailasa
    Menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.
  14. Air Terjun
    Air terjun Sikarim
    yang merupakan terusan dari air telaga cebong. Terletak di tengah tengah antara desa sembungan dan desa mlandi garung. Perjalanan yang menarik jika kita berangkat dari desa sembungan, karena berjalan dengan awan yg berada dibawah kita.
    Curug Sirawe
    curug yg sejalur dengan air panas bitingan, berada di tengah tengah dieng - pekasiran
  15. Puncak-puncakDibagian Utara :
    • G. Petarangan (2135 m)
    • G. Pangamun amun (2173 m)
    • G. Gajah mungkur (2241 m)
    • G. Prau (2566 m)
    • Pager pandang/Sipandu (2241 m)
    • G. Abang/Sawangan (2239 m)
    • G. Jimat (2213 m)Di bagian Timur :
    • G. Patak Banteng (2578 m)
    • G. Igir Matamanuk (2205 m)
    • G. Igir Banteng (2198 m)
    • G. Watu Sumbul (2154 m)
    • G. Paku Wojo (2395 m)Di bagian Selatan :
    • G. Seroja (2275 m)
    • G. Sidede (2231 m)
    • G. Bisma (2365 m)
    • G. Sikunir (2.263 m)
    • G. Kendil
    • G. Prambanan
    Di bagian Barat
    • G. Pangonan (2308 m)
    • G. Nagasari (2365 m)
  16. Gua
    Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur.
    Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.
  17. Sumur Jalatunda
    Sumur yang bukan buatan manusia ini terletak di desa Pekasiran. Merupakan kepundan gunung berapi yang meletus dan terisi air menjadi sumur, dengan kedalaman 100 m dan mempunyai garis tengah kurang lebih 90 meter.Konon Sumur Jalatunda merupakan salah satu pintu gaib menuju penguasa Laut Selatan.
  18. Gardu Pandang Tieng
    Dengan ketinggian 1800 m diatas permukaan laut, dari atas gardu pandang dapat menikmati pemandangan yang sangat indah, dan dipagi hari dapat pula melihat matahari terbit dengan cahaya keemasan atau dengan istilah “Golden Sun Rise” di pagi hari. Kalau dari arah wonosobo pasti melewati gardu pandang ini.
  19. Situs Ondho Budho
    Berupa bangunan tangga batu kuno yang terletak diantara desa Siterus dan desa Sembungan. Konon tangga ini digunakan sebagai jalan pintas dari dieng menuju desa Sembungan. Sekarang komplek ini dikelilingi pohon cemara , pinus dan beberapa areal pertanian warga.
  20. Watu Kelir
    Situs berupa tembok batu yang menempel pada bukit tepat di atas Tuk Bima Lukar. Pada situs Watu Kelir ini juga terdapat tangga batu yang menghubungkan bagian bawah dengan bagian atas bukit. Situs ini dulunya diperkirakan berfungsi sebagai jalan masuk ke kelompok candi. Tangga berudak yang terbuat dari batu lebih memudahkan perjalanan ke bagian atas bukit.
Kalo mampir ke Dieng jangan lupa nyobain Purwaceng sama Mie ongklok...
 

" But do not ask me where I am heading, As I travel in this limitless world...Where every step I take is my home " 

Photo by : @Dyaname


Tidak ada komentar:

Posting Komentar