Sabtu, 11 Januari 2014

Kereta Ekonomi = Gerbong Imajinasi

 

Terahu…terahu…cangcimen…cangcimen (kacang-kuaci-permen)…kopi…kopi…pop mie…pop mie…alunan irama syahdu tersebut mengalun di benak sehingga menimbulkan ritme nan merdu yang asik buat menghayal ditambah sesak penumpang di koridor gerbong ataupun di sambungan kereta atau bahkan di toilet yang telah beralih fungsi untuk meregangkan otot kaku akibat tidak kebagian tempat duduk ( terus harus kemana kalo kebelet, Derita Lo …hahaha )

Kombinasi yang unik untuk menyalurkan libido corat-coret ( disecarik kertas tentunya ) di tambah dengan alunan mp3 gratis dari seniman gerbong yang menurut saya layak diberi kesempatan masuk dapur rekaman ( semoga waktu nya akan datang kawan ).

Jika bepergian dengan kereta ekonomi dan di habis dengan hanya memejamkan mata aka molor sangat rugi karena bagi saya tiap detik di kereta ekonomi merupakan moment. Moment yang mengajari untuk saling berinteraksi sehingga tercipta sebuah pertalian singkat tapi membekas di kalbu ( kebanyakan perkenalan singkat diatas kereta dapat membuat saya hemat uang, karena orang tersebut menawarkan untuk singgah dan bermalam di rumah nya sebagai tanda persahabatan…maklum saya pejalan kere :D ).

Kereta ekonomi mengingatkan saya akan negara tercinta Indonesia, tiap gerbong merupakan provinsi nya, petugas tiket merupakan perangkat negara nya yang hanya waktu-waktu tertentu mengunjungi provinsi nya, pengamen…pedagang asongan merupakan aparat negara nya yang selalu mondar-mandir di tiap gerbong mencari mangsa untuk mengais rupiah, sedangkan sang masinis merupakan si empu kereta atau bapak negara yang bertugas atas keselamatan rakyat nya tapi enggan melihat kebelakang untuk memastikan keadaan rakyat nya (halah jadi ngomongin yang gak penting gini…maaf kan imajinasi saya kawan )

Back to topic, gambaran tentang kereta ekonomi yang penuh sesak, berdesakan, tidak nyaman, tidak aman, mengerikan (lebay) sudah menjadi kenangan. Sekarang kereta ekonomi sudah menjelma menjadi sebuah transportasi murah yang layak, tiket berdiri sudah di tiadakan ( bye-bye berdesakan), toilet sudah mendekati kata layak ( karena persedian air bersih nya masih terbatas ), pedagang dan pengamen sudah tidak sebanyak dulu karena ada larangan dagang dan dilakukan razia berkala di stasiun tertentu ( ini saya kurang setuju karena menambah pengangguran ), kesadaran penumpang semakin tinggi dengan tidak merokok di dalam gerbong  dan dampak nagatif nya banyak tiket habis di borong calo karena pemesanan tiket ekonomi dapat dilakukan H-7 sebelum keberangkatan.

ohh kereta ekonomi kau membuat ku jatuh cinta dengan romansa mu…dengan segala pelajaran kehidupan di dalam nya…dengan imajinasiku tak sabar tuk bercinta dengan mu kembali walau sudah puluhan kali tetap hati ini mengamini untuk kembali…

" Traveller is not walking pride, because you'll never enjoy the journey "

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar