Kamis, 20 Februari 2014

You've Got To See The World Before You Can Change It




Luas permukaan bumi adalah 510,1 juta km persegi, kata nya ( menurut wikipedia ). Sayang gak sih kalo cuma suka gunung aja, pantai aja atau apalah, gw tau itu hak kalian para pejalan untuk menentukan destinasi tapi buat gw itu rugi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung mariana di samudra pasific dengan kedalaman 10.924 meter atau danau terdalam adalah danau baikal dengan kedalaman 1.637 meter dan danau terbesar adalah laut kaspia dengan luas 394.299 km2 serta sepertiga bumi adalah padang pasir. Indonesia punya banyak destinasi keren tapi gw gak bisa nyebutin satu-satu tar gak abis-abis ini tulisan, misalnya ada taman nasional komodo dan gunung kelimutu di NTT, ada carstensz pyramid dan raja ampat di papua, ada gunung rinjani dan garis pantai yang menawan di NTB, ada pulau siladen dan pulau mahoro di sulawesi utara, ada kawah ijen dan taman nasional baluran di jawa timur, ada danau gunung tujuh di jambi. Itu baru sebagian kecil keindahan indonesia, BARU INDONESIA apalagi keindahan bumi yang notabene luas nya 510,1 juta km persegi, puyeng kan loh.


You've Got To See The World Before You Can Change It, Lo harus liat dunia sebelum lo bisa merubahnya secara harfiahnya sih gitu tapi bukan berarti lo ngider (Travelling) sono-sini, liat ini-itu, cekrek sana cekrek sini (photo) tanpa lo nyari asal-usul destinasi tersebut atau maen masuk tanpa permisi mentang-mentang lo punya uang dan nenteng-nenteng tas segede gaban dengan melabeli diri sebagai " Pejalan " yang kini asumsi nya melenceng jauh ( eitss jangan tersinggung, gw gak nyindir siapa-siapa, ini nyindir diri sendiri loh...jadi selow beroh ).
Pernah gak berpikir ketika akan melakukan suatu perjalanan ke suatu tempat, " apakah gw akan membawa dampak positif terhadap tempat tersebut ? " atau jangan-jangan tujuan untuk melakukan perjalanan cuma buat nambah daftar tempat yang udah di kunjungi, nambah koleksi foto buat di upload di jejaringan sosial ataupun ganti display picture di gadget canggih lo ( tapi gw yakin bukan maksud buat pamer yeekaan, gak su'udzon kok gw...Dosa beroh ). Tapi tujuan jalan-jalan cuma buat nambah daftar koleksi tempat yang udah pernah di kunjungi sama koleksi foto gak dosa kok, itu juga menguntungkan buat perekonomian regional dan mengenalkan tempat yang udah lo kunjungi kepada khalayak banyak.
Tapi akan lebih baik dampak nya jika lebih dari menguntungkan, gimana cara nya ?. Sorry nih klo gw sotoy, tapi menurut gw sebagai pejalan (yg kata nya) bertanggung jawab liat dunia itu butuh perencanaan dan pemikiran untuk perubahan yang lebih baik ( itupun klo lo pada punya niat buat merubah dunia ke arah yg lebih dengan jalan-jalan tapi klo cuma mau menikmati aja itu hak lo ), misal nya dengan cara :
  1. Pelajari destinasi yang akan lo kunjungi, meliputi aspek lingkungan yang merupakan modal awal untuk berprilaku karena tiap destinasi mempunyai perbedaan karakteristik berdasarkan ekosistem. Aspek sosial-budaya, contoh dasar nya adalah mempelajari bahasa ibu daerah yang akan kita kunjungi walau hanya bahasa yang bersifat sapaan karena berawal dari komunikasi kita dapat berinteraksi dengan penduduk lokal dan mempelajari keragaman budaya nya. Aspek 'Tabu', maksud nya mempelajari adat isitiadat atau sesuatu yang di anggap tabu oleh masyarakat lokal yang bertujuan untuk menghindari pergesekan budaya.
  2. Go Local, alangkah baiknya jika para pejalan menguntungkan masyarakat lokal dengan cara menggunakan jasa transportasi ataupun akomodasi yang disediakan oleh masyarakat lokal agar perekonomian regional tumbuh dengan baik. Jika pertumbuhan ekonomi regional tumbuh dengan baik, dengan sendiri nya infra struktur penunjang pariwisata akan tumbuh serta menjadi lebih baik ( win-win solution kan ). Tapi sayang nya di negara kita banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ingin memonopoli suatu destinasi untuk keuntungan pribadi, di karenakan oknum tersebut mempunyai kocek berlebih. Itu mengakibatkan tersendatnya pertumbuhan ekonomi regional yang dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi di daerah tersebut sehingga menimbulkan dampak negatif.
  3. Volunteer Travellers, Berkontribusi untuk masyarakat ataupun komunitas di tempat yang anda singgahi. Misalnya dengan berbagi ilmu dan pengetahuan yang berguna untuk kemajuan tempat yang anda singgahi, itu nilainya lebih besar dari pada sekedar sumbangan berbentuk materi.
Jadi menurut gw, lo harus keluar sana liat dunia dan pelajari kebudayaannya, rasain keaneka ragaman makanannya, berbaur dengan adat istiadatnya atau kalo perlu rasain perbedaan suhu,udara serta cari tau intisari dari sebuah destinasi dengan cara hidup secara lokal. Tapi bukan berarti semua tempat di dunia harus lo sambangi tanpa permisi ( semua harus permisi sih sebetulnya ), karena ada beberapa tempat yang harus memiliki ijin atau sama sekali gak boleh di sambangi ( Cagar Alam ). Walau kecendrungan nya sifat manusia yaitu " Penasaran " jadi masih ada aja yang tetep bandel memasuki kawasan yang terlarang untuk melihat langsung keindahan ciptaan sang pencipta. Larangan secara radikal, seperti " Stop datang ke...bla..bla..bla " atau isi petisi cegah penggundulan hutan bla...bla...bla ( Itu pun klo kampanye nya bukan pencitraan yaa, ini juga bukan su'udzon ) sudah banyak di lakukan berbagai kalangan, ' which is good ' . Akan tetapi dampak nya gak akan luas dan bertahan lama, contoh nya gini : Gw itu gak suka baca, apalagi baca slogan-slogan kampanye yang isi nya terlalu radikal " Stop ini...Stop itu....Isi petisi ini...Isi petisi itu " trus di pajang tanda perboden segede sariban ( temennye gaban ) buat menunjukan larangan keras, bukannya gak mendukung tapi berasa baca spanduk aja yang abis baca trus lupa. Lebih bahaya lagi kalo tumbuh rasa " penasaran " akibat kampanye-kampanye tersebut, karena dari rasa penasaran akan timbul tindakan dari dampak larangan yaitu membuktikan langsung dengan menyambangi tempat-tempat yang dilarang untuk ada campur tangan manusia secara masal. Alangkah lebih baik nya menurut gw yang sotoy ini untuk mengedukasi individu nya. Karena dengan menumbuhkan kesadaran satu individu, individu tersebut akan mencoba berbagi ilmu nya kepada individu yang lain walau terasa lama efek nya paling gak bisa bertahan lama serta menciptakan pejalan yang beretika. " I or You maybe only one person but I or You can be one person who makes difference "
" Ethical Traveler believes that mindful travel is a net positive for the planet. By choosing our destinations well. We can create international goodwill and help change the world for the better place "
pic by Travel2Change

Tidak ada komentar:

Posting Komentar